apa itu galau?? yang lebih keren lagi istilah andilau (antara dilema dan galau)
tahukah anda? hmm ini adalah salah satu yang paling banyak dihinggap oleh para remaja.. satu kata ini punya makna yang berbeda dan pastinya ada tips n trik untuk menghilangkan kegalauann,,, mau tauu?? mau tauu??
cekidot....
baca dengan teliti....
Saudaraku,berikut kami nukilkan beberapa sebab dan sarana pengobatan yang
sangat bermanfaat bagi berbagai penyakit hati, sekaligus penyembuh yang sangat
ampuh untuk menghilangkan kegoncangan jiwa. Semoga kita bisa mengamalkannya
secara jujur dan penuh keikhlasan sehingga kita bisa mendapatkan manfaat
darinya berupa kebahagiaan hidup dan ketenangan hati. Aamiin..
1. Mengikuti petunjuk, memurnikan tauhid, dan mengikhlaskan ibadah hanya
kepada Allah saja, sebagaimana kesesatan dan syirik itu merupakan faktor
terbesar bagi sempitnya dada.
2. Menjaga iman yang Allah sematkan ke dalam hati hamba-hamba-Nya dan juga
amal shalih yang dilakukan seseorang.
3. Mencari ilmu syar.i yag bermanfaat. Setiap ilmu syar.i seseorang
bertambah luas, maka akan semakin lapang pula hatinya.
4. Bertaubat dan kembali melakukan ketaatan kepada Allah yang Maha Suci,
mencintai-Nya dengan sepenuh hati, serta menghadapkan diri kepada-Nya dan
menikmati ibadah kepada-Nya.
5. Terus menerus berdzikir kepada-Nya dalam segala kondisi dan tempat.
Sebab dzikir mempunyai pengaruh yang sangat menakjubkan dalam melapangkan dan
meluaskan dada, menenangkan hati, serta menghilangkan kebimbangan dan kedukaan.
6. Berbuat baik kepada sesama makhluk sebisa mungkin. Sebab, seseorang yang
murah hati lagi baik adalah manusia yang paling lapang dadanya, paling baik
jiwanya dan paling bahagia hatinya.
7. Mengeluarkan berbagai kotoran hati dari berbagai sifat tercela yang
menyebabkan hatinya menjadi sempit dan tersiksa, seperti dengki, kebencian,
iri, permusuhan, dan kedhaliman.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah shalallahu.alaihi wasalam
pernah ditanya tentang sebaik-baik manusia, maka beliaupun menjawab, “Setiap
orang yang bersih hatinya dan selalu benar atau jujur lisannya.” Kemudian
mereka para sahabat berkata, mengenai jujur atau benar lisannya,kami sudah
mengetahuinya, tetapi apakah yang dimaksud dengan orang yang bersih hatinya ?”
Beliau menjawab, “yaitu seseorang yang bertakwa dan bersih, yang tidak terdapat
dosa pada dirinya, tidak dholim, tidak iri, dan juga tidak dengki.” [HR. Ibnu
Majah 4216 dan Ibnu .Asakir (17/29/2). ]
8. Keberanian dalam membela kebenaran. Orang yang berani mempunyai dada
yang lebih lapang dan hati yang lebih luas.
9. Meninggalkan sesuatu yang berlebihan dalam memandang, berbicara,
mendengar, bergaul, makan, dan tidur. Meninggalkan hal itu semua merupakan
salah satu faktor yang dapat melapangkan dada, menyenangkan hati, dan
menghilangkan keduakaan dan kesedihan.
10. Menyibukkan diri dengan amal atau ilmu syar.i yang bemanfaat karena hal
tersebut dapat menghindarkan hati dari hal-hal yang menimbulkan keraguan hati.
11. Memperhatikan kegiatan hari ini dan tidak perlu khawatir terhadap masa
yang akan datang serta tidak sedih terhadap keadaan yang terjadi pada masa-masa
lalu. Seorang hamba harus selalu berusaha dengan sungguh-sungguh dalam hal-hal
yang bermanfaat baginya, baik dalam hal agama maupun dunia. Juga memohon
kesuksesan kepada Rabb-Nya dalam mencapai maksud dan tujuan serta memohon agar
Dia membantunya dalam mencapai tujuan tersebut. Ini akan dapat menghibur dari
keduakaan dan kesedihan.
12. Melihat kepada orang yang ada di bawah dan jangan melihat kepada orang
yang ada di atas dalam .afiat (kesehatan dan keselamatan) dan rizki serta
kenikmatan dunia lainnya.
13. Melupakan hal-hal tidak menyenangkan yang telah terjadi pada masa lalu,
sehingga tidak larut memikirkannya.
14. Jika tertimpa musibah maka hendaknya berusaha meringankan agar dampak
buruknya bisa dihindari, serta berusaha keras untuk mencegahnya sesuai dengan
kemampuannya.
15. Menjaga kekuatan hati, tidak mudah tergoda serta tidak terpengaruh
angan-angan yang ditimbulkan oleh pemikiran-pemikiran buruk, menahan marah,
serta tidak mengkhawatirkan hilangnya hal-hal yang disukai. Tetapi menyerahkan
semuanya hanya kepada Allah dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat, serta
memohon ampunan dan afiat kepada Allah.
16. Menyandarkan hati hanya kepada Allah seraya bertawakal kepada-Nya. Berhusnudzan
kepada Allah, Rabb Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi. Sebab, orang yang
bertawakal kepada Allah tidak akan dipengaruhi oleh kebimbangan dan keraguan.
17. Seseorang yang berakal menegetahui bahwa kehidupan yang sebenarnya
adalah kehidupan yang bahagia dan tenang. Karena kehidupan itu singkat sekali,
karena itu, jangan dipersingkat lagi dengan adanya berbagai kesedihan dan
memperbanyak keluhan. Karena justru hal itu bertolak belakang dengan kehidupan
yang benar dan sehat.
18. Jika tertimpa suatu hal yang tidak menyenangkan hendaknya ia
membandingkannya dengan berbagai kenikmatan yang telah dilimpahkan kepadanya,
baik berupa agama maupun duniawi. Ketika orang itu membandingkannya maka akan
tampak jelas kenikmatan yang diperolehnya jauh lebih banyak dibandingkan
musibah yang dia alami. Disamping itu, perlu kiranya ia membandingkan antara
terjadinya bahaya di masa depan yang ditakutkan dengan banyaknya kemungkinana
keselamatan. Karena kemungkinan yang lemah tidak mungkin mengalahkan
kemungkinan yang lebih banyak dan kuat. Dengan demikian akan hilanglah rasa
sedih dan takutnya.
19. Mengetahui bahwa gangguan dari orang lain tidak akan memberikan
mudharat atau bahaya kepadanya, khususnya yang berupa ucapan buruk, tatapi hal
itu justru akan memberikan mudharat kepada diri mereka sendiri. Hal itu tidak
perlu dimasukkan ke dalam hati dan tidak perlu dipikirkan, sehingga tidak akan
membahayakannya.
20. Mengarahkan pikirannya terhadap hal-hal yang membawa manfaat bagi
dirinya, baik dalam urusan agama maupun dunia.
21. Hendaklah dia tidak menuntut terima kasih atas kebaikan yang
dilakukannya, kecuali mengharapkan balasan dari Allah. Dan hendaklah dia mengetahui
bahwa amal yang dia lakukan, pada hakekatnya merupakan muamalah (jalinan)
dengan Allah, sehingga tidak mempedulikan terima kasih dari orang terhadap apa
yang dia berikan kepadanya. Allah berfirman yang artinya,
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan
keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan darimu dan tidak pula ucapan
terima kasih”. (QS. Al-Insan:9)
22. Memperhatikan hal-hal yang bermanfaat dan berusaha untuk dapat
merealisasikannya, serta tidak memperhatikan hal-hal yang buruk baginya,
sehingga otak dan pikirannya tidak disibukkan olehnya.
23. Berkonsentrasi pada aktivitas yang ada sekarang dan menyisihkan
aktivitas yang akan datang, sehingga aktivitas yang akan datang kelak
dikerjakan secara maksimal dan sepenuh hati.
24. Memilih dan berkonsentrasi pada aktivitas yang bermanfaat, dengan
mengutamakan yang lebih penting. Hendaklah ia memohon pertolongan pada Allah,
kemudian meminta pertimbangan orang lain, dan jika pilihan itu telah sesuai
dengan kemantapan hatinya, maka silahkan diamalkan dengan penuh tawakal pada
Allah.
25. Menyebut-nyebut nikmat Allah dengan memujinya, baik yang dhahir maupun
yang batin. Sebab, dengan menyadari dan menyebut-nyebut nikmat Allah, maka Dia
akan menghindarkan dirinya dari kebimbangan dan kesusahan.
26. Hendaklah bergaul dan memperlakukan pasangan (suami maupun istri) dan
kaum kerabat serta semua orang yang mempunyai hubungan secara baik . jika
menemukan suatu aib, maka jangan disebarluaskan, tetapi lihat pula kebaikan
yang ada padanya. Dengan cara ini, persahabatan dan hubungan akan terus
terjalin dengan baik dan hati akan semakin lapang. Berkenaan dengan hal ini,
Rasulullah bersabda, “Janganlah seorang mukmin laki-laki membenci mukmin
perempuan (istri) seandainya dia membenci suatu akhlaknya, maka dia pasti
meridhai sebagian lainnya.” (HR. Muslim)
27. Do.a memohon perbaikan semua hal dan urusan. Dan doa paling agung
berkenaan dengan hal itu adalah :
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِى دِينِىَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ
أَمْرِى وَأَصْلِحْ لِى دُنْيَاىَ الَّتِى فِيهَا مَعَاشِى وَأَصْلِحْ لِى
آخِرَتِى الَّتِى فِيهَا مَعَادِى وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِى فِى كُلِّ
خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِى مِنْ كُلِّ شَرٍّ
“Allahumma ashlihlii diinii lladzii huwa .ishmatu amrii, wa ashlihlii
dunyaya llatii fiihaa ma.asyii, wa ashlihlii akhirotii llatii fiihaa ma.adii,
waj.alilhayaata ziyaadatan lii fii kulli khair, waj.alil mauta raahatan lii min
kulli syarr.” (HR. Muslim)
Ya Allah perbaikilah bagiku agamaku sebagai benteng urusanku; perbaikilah
bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku; perbaikilah bagiku akhiratku
yang menjadi tempat kembaliku! Jadikanlah ya Allah kehidupan ini penambah
kebaikan bagiku dan jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku dari segala
kejelekan.
Demikian juga dengan do.a berikut ini :
اَللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى
نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ
أَنْتَ
“Allahumma rahmataka arjuu falaa takilnii ilaa nafsii thorfata.ainin wa
ashlihlii sya.nii kullahu, laa ilaha illa anta.”
Ya Allah hanya rahmatMu aku berharap mendapatkannya. karena itu, jangan
Engkau biarkan diriku sekejap mata (tanpa pertolongan atau rahmat dariMu).
Perbaikilah seluruh urusanku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain
Engkau
28. Jihad di jalan Allah. Hal ini berdasarkan pada sabda Rasulullah
shalallu.alaihi wassalam, “ Berjihadlah di jalan Allah, karena jihad di jalan
Allah merupakan pintu dari pintu-pintu surga, yang dengannya Allah
menyelamatkan dari kedukaan dan kesedihan.”
______________________________________________________
Sumber : muslim.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
sobat.. pliss kasi kritik, saran dan komentar...