5 tahun silam, Saya dan
beberapa teman asrama ingin makan malam di sebuah angkringan yang legend, sebut
saja di angkringan sego bakar bude.
Seperti biasa saya memesan nasi bakar, es jeruk dan telur
puyuh untuk santapan makan malam. Ciri khas sego bakar yang enak dan murah ini
menjadi daya tarik mahasiswa kampus rasa pesantren.
Tak lama kemudian, datang bapak dengan bergamis dan
berpeci menggunakan sepeda motor revo merah menghampiri. Kami memanggil dengan
nama Pak Agung.
“Pada makan malam ya akh?” begitulah sapaan beliau kepada
kami. Sangat ramah dan akrab. Waktu itu kami sedang libur stase profesi ners. Beliau
banyak menanyakan suka dukanya selama menjalani profesi ners di stase luar
Jogja.
Sosok Pak Agung ini sangat murah senyum, suka bercanda
dan ringan tangan. Setiap perkuliahan beliau selalu membantu menyiapkan
seperangkat LCD dan Proyektor. Kami sebagai mahasiswa sangat terbantu.
Hal yang masih terngiang bagi saya adalah ketika
membangunkan kami sebelum azan subuh berkumandang. Dari pintu ke pintu asrama
ikhwan waktu itu beliau nggak pernah bosan untuk mengajak dalam hal kebaikan. Setiap
Sabtu pagi selalu mengajak kami kajian di Mushalla bawah Asrama Ikhwan STIKes
Madani.
Kemarin sore di Grup Alumni kaget mendengar berita
kepergian beliau. Sungguh tidak menyangka beliau pergi secepat itu.
Innaalillaahi wainna ilaihi raaj’uun. Sesungguhnya kami milik Allah dan Hanya
KepadaNya lah kami dikembalikan.
Kami kehilangan sosok inspirasi dalam bekerja,menuntut
ilmu, mendidik anaknya. Loyalitas dan totalitas dalam bekerja. Bahkan ketika
kami ada kegiatan diluar pulang agak malam beliau selalu bangun dan membuka
pintu pagar asrama.
Selamat jalan Pak Agung Rahimahullaah.
Semoga husnul khatimah.
Kami akan menyusul Bapak entah kapan dan dimana.
-Khoiruzzaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
sobat.. pliss kasi kritik, saran dan komentar...