2008 entah
bulan apa, tapi yang jelas tahun tersebut telah terjadi perbincangan santai di
sebuah teras di salah satu pojok desa Sitimulyo, tepatnya
di komplek ICCB. Perbincangan antar insan generasi yang berbeda, seperti
generasi bapak anak, salah satu topic yang dibicarakan adalah keinginan salah
seorang yang selanjutnya dikenal dengan nama Ustadz
Abu Nida untuk menjembatani para santri untuk
kuliah umum, maksudnya bukan kuliah agama, karena, menurut Ustadz Abu Nida
berdasarkan realita dan rasan – rasan sebagian
orang tua atau wali santri ada kecenderungan seperti itu. Keinginan sang Ustadz ternyata tidak bertepuk sebelah
tangan, oleh pemuda yang bernama Darmasta Maulana, lelaki yang jadi lawan bicaranya, yang populer di panggil Pak Maulana, disanggupi ide yang brillian
tersebut. Maka sejak saat itu pemuda yang dikenal dengan nama sastra eMDePe
singkatan dari Maulana Darmaputra bersama “sang istri”nya, Alhamdulillah sampai detik ini , Pak Hardoko masih sebagai PUKET III yang merupakan
sahabat karibnya sejak di AKPER rajin rapat di kantor Yayasan, seringkali dihadiri pula Pak Agus Murtiyoso yang saat ini mengajar mata
kuliah elektif, Pak Kukuh sang
komandan pengajaran. Saat itu nama yang diusung yaitu STIKES AT TUROTS AL
ISLAMY.
Singkat cerita (karena tidak lulus sensor) pada tanggal 25
September 2009 muncullah SK dari MENDIKNAS yang berisi tentang resminya operasional
STIKes MADANI. Tentu pembaca bertanya – tanya, STIKES ATTUROTS kok jadi Madani? Jawabannya adalah tidak ada komentar, mungkin
untuk mengingat – ingat pendirinya MAulana DAN Ivana. Tapi bukan itu
jawabannya. Yang pasti off the record. Pada awal pendiriannya STIKes MADANI memiliki
tiga prodi yaitu D3 Kebidanan, D3 Farmasi dan S1 Keperawatan yang masing – masing diketuai Bu Atik, Pak Taufiq dan Pak Darus dan dibawah Pimpinan dokter
Iqbal, dibantu Pak Maulana, Pak Mahmudin dan Pak Hardoko.
Pendirian STIKES MADANI ini tidak lepas dari jasa – jasa
pendiri pendirinya antara lain Pak Bondan, Pak Tri Prabowo, Pak Maryana, Pak Sugeng dan Bu Arini serta Bu Suji. Juga ada Akh Kukuh, Akh Darus, Bu Ery, Bu Atik dan Bu Ivana dan turut serta Al Mughofal yang saat ini telah “beristirahat”.
Dan yang paling tidak dilupa sang maestro Mas Ikun dan Pak Widarto.(eMDePe)
dikutip : Juni 2012
dikutip : Juni 2012
Catatan sejarah....
BalasHapus