Slide

Sabtu, 24 November 2012

The History of Madani



2008 entah bulan apa, tapi yang jelas tahun tersebut telah terjadi perbincangan santai di sebuah teras di salah satu pojok desa Sitimulyo, tepatnya di komplek ICCB. Perbincangan antar insan generasi yang berbeda, seperti generasi bapak anak, salah satu topic yang dibicarakan adalah keinginan salah seorang yang selanjutnya dikenal dengan nama Ustadz  Abu Nida untuk menjembatani para santri untuk kuliah umum, maksudnya bukan kuliah agama, karena, menurut  Ustadz Abu Nida berdasarkan realita dan rasan – rasan sebagian orang tua atau wali santri ada kecenderungan seperti itu. Keinginan sang Ustadz ternyata tidak bertepuk sebelah tangan, oleh pemuda yang bernama Darmasta Maulana, lelaki yang jadi lawan bicaranya,  yang populer di panggil Pak Maulana, disanggupi ide yang brillian tersebut. Maka sejak saat itu pemuda yang dikenal dengan nama sastra eMDePe singkatan dari Maulana Darmaputra bersama “sang istri”nya, Alhamdulillah sampai detik ini , Pak Hardoko masih sebagai PUKET III yang merupakan sahabat karibnya sejak di AKPER rajin rapat di kantor Yayasan, seringkali dihadiri pula Pak Agus Murtiyoso yang saat ini mengajar mata kuliah elektif, Pak Kukuh sang komandan pengajaran. Saat itu nama yang diusung yaitu STIKES AT TUROTS AL ISLAMY.
Singkat cerita (karena tidak lulus sensor) pada tanggal 25 September 2009 muncullah SK dari MENDIKNAS yang berisi tentang resminya operasional STIKes MADANI. Tentu pembaca bertanya – tanya, STIKES ATTUROTS kok jadi Madani? Jawabannya adalah tidak ada komentar, mungkin untuk mengingat – ingat pendirinya MAulana DAN Ivana. Tapi bukan itu jawabannya. Yang pasti off the record. Pada awal pendiriannya STIKes MADANI memiliki tiga prodi yaitu D3 Kebidanan, D3 Farmasi dan S1 Keperawatan yang masing – masing diketuai Bu Atik, Pak Taufiq dan Pak Darus dan dibawah Pimpinan  dokter Iqbal, dibantu Pak Maulana, Pak Mahmudin dan Pak Hardoko.
Pendirian STIKES MADANI ini tidak lepas dari jasa – jasa pendiri pendirinya antara lain Pak Bondan, Pak Tri Prabowo, Pak Maryana, Pak Sugeng dan Bu Arini serta Bu Suji. Juga ada Akh Kukuh, Akh Darus, Bu Ery, Bu Atik dan Bu Ivana dan turut serta Al Mughofal yang saat ini telah “beristirahat”. Dan yang paling tidak dilupa sang maestro Mas Ikun dan Pak Widarto.(eMDePe)
dikutip : Juni 2012


1 komentar:

sobat.. pliss kasi kritik, saran dan komentar...