"Gunung Kelud Pasif Jadi Kawan, Aktif Jadi Lawan"
Cuaca pagi ini tidak seperti
biasanya, sangat berbeda, Di pertengahan
Februari 2014, tepatnya pada tanggal 14 di hari Jumat, disaat mengepakkan diri
dari kasur empuk, tiba-tiba saya buka notif gadget
saya, dari seorang sahabat Rio "ready
stock masker" saya bingung bercampur heran, kemudian saya membalasnya
"kenapa man?" Ada apa? Tersentak saya kaget setengah tiang, membuka
pintu Apartemen Poetra, Innalillaah,
hujan salju eh hujan abu, setelah menunaikan kewajiban saya, beberapa temen
kaget bahkan ada yang belum tau informasi terkini di pulau Jawa, hastag–hastag #PrayForKelud pun menjadi trending
topic malam hingga hari ini.
(sumber : fotografer @gomeeezzz)
Luar biasa, ini mengingatkan
tragedi luluh lantak dan sesosok orang fenomenal ditahun 2010 silam, almarhum
Mbah Marijan dan Wartawan VivaNews yang menjadi korban hujan abu Vulkanik
Merapi. Namun kali ini hujan abu datang dari Gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur, berbagi
dengan warga seperjuangan seperti Malang, Blitar, sebagian besar wilayah Jatim
dan Jateng DIY, bahkan sudah merambat ke Jabar. Suara ocehan dan celotehan
heboh rekan-rekan seperantauan saya menanggapi kisah langka ini, belum lagi
media elektronik yang setiap saat meliput langsung di TKP, beberapa bandara
ditutup termasuk Bandara Adisucipto Jogja, Bandara Adi Sumarno Solo, Bandara
Juanda Surabaya, dan Bandara Ahmad Yani Semarang. Para orang tua yang
mengkhawatirkan anaknya, para guru dan dosen yang meliburkan siswanya, dan
Bapak Nomor 1 di negeri ini secara resmi di akun twitternya @SBYudhoyono menanggapi
musibah ini. Beliau segera melalukan rapat tanggap darurat di istana.
Apakah Allah Murka? Sang Pencipta yang memberikan nikmat, ketika cuaca
panas kami mengeluh, ketika hujan terus terusan kami mengeluh, ketika ada salju
abu di negeri ini kami panik, dan saya pun tetap mengambil hikmah di lembaran
ini. Kapan saja dan di mana saja kita tidak terlepas dari ujian. Semoga
keluarga dan saudara-saudara saya di sekitaran Gunung Kelud diberi kekuatan dan
kesabaran. Aamiin
Kini di Apartemen Poetra
seperti kota mati berpenghuni, rerumputan, pepohonan layu, jalanan memutih
dengan tumpukan debu dan kendaraan berselimuti material vulkanik yang unik.
Yogyakarta, 17.30 WIB
Penulis : Khoiruzzaman
(@azzampinpin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
sobat.. pliss kasi kritik, saran dan komentar...