Slide

Selasa, 11 Maret 2014

Aku dan Seorang Muallaf

Pertemuan Saya Dengan Seorang Muallaf

Tepatnya tanggal 23 February 2014, satnight alias malam minggu, berawal dari Apartemen Poetra dalam keadaan mendung, saya berangkat karena diajak teman saya kesebuah masjid yang terletak di Baratnya Kota Jogja, disepanjang perjalanan dibalik mendung ternyata tersimpan berlimpah air, ya air, air hujan dari Yang Maha Rahmat. Sesampainya dipertengahan jalan hujanpun turun. Alhamdulillaah tepatnya di daerah Gambiran saya ditemanin sama hujan sambil berteduh disebuah kios kecil. sambil bercerita dan bercanda bersama sahabat seperjuangan yang junior.

Allahu Akbar, Azan magrib berkumandang semilir dengan hujan yang lebat.  suara azan pun syahdu seiring dengan gemericik air dan saya merasakan kedinginan. “Mas kita sholat magrib setelah hujan reda ya? sekalian ke TKP” oke sip sahutku. 15 menit kemudian hujan reda, lampu hijau buat tancap gas. qaddarallah ada motor plat AB 2351 JK  yang nyium aspal beserta pemiliknya, karena licin dan masih lampu merah. siapa suruh lampu merah main nyelonong aja? -_-

next, Alhamdulillah setelah 3 kali bertanya lokasi masjid “attafkhim” akhirnya menunaikan sholat magrib, sudah telat sholatnya karena ada udzur hujan lebat tadi.  betapa baiknya bapak takmir itu memberikan kami dua sajadah diteras masjid buat menunaikan 3 rakaat tersebut. barakallahu fiik semoga Allah memberikan kelapangan kepada Bapak diakhirat kelak. aamiin

selesai sholat saya kaget ada jama’ah  yang langsung menyalami saya sambil bertanya : “kak, kok arah kiblatnya miring gini ya?” sebuah pertanyaan yang membuat bulu roma saya berdiri. dengan sedikit polos saya menjawab “begini mas, beberapa tahun ini arah kiblat sedikit bergeser beberapa derajat dari ka’bah. nah kan di masjid ini ada garis yang sudah jadi patokan arah shaff kiblatnya mas. dan mas itupun menjawab. oo begitu ya kak.

to the point saya bertanya, namanya siapa mas?  saya wawan, baru 2 bulan memeluk islam. masyaallah sayapun kaget mendengar jawaban itu dan akhirnya sayapun bertambah *kepo dengan penuturannya. dulu nama saya Yohannes dan setelah saya masuk Islam nama saya diganti dengan nama Wawan. Saya tinggal disebuah Asuhan Nasrani di Sebuah Kota Jawa Timur.

Kenapa mas memeluk Islam? dan sekarang bagaimana perasaan mas setelah memeluk islam? sang muallaf tadi menjawab bahwa ada sesuatu yang berbeda di Islam, yaitu Allah Yang Esa, di Kristen ada Istilah Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Bunda Maria. Saya bingungdan ragu dengan Istilah Ini. walaupun ibu saya adalah pendeta tidak namun ibu sering bilang kepada saya setelah masuk Islam : kamu telah menyakiti Tuhan Yesus, dan kamu kembali ke ajaran yang penuh dengan kekerasan, banyak kasusu terorisme dan lain lain yang itu mendiskreditkan Islam itu sendiri. kemudian Sang muallaf ini tadi menjawab :

Islam itu lembut dan mengajarkan kasih sayang, sejak beliau memeluk Islam yang disaku dan ditangannya adalah Kitab Suci Alqur’an, kitab suci Umat Islam yang sangat sempurna. sedangkan kitab Bibel yang ada di Injil masih banyak keraguan dan kerancuan. sekarang saya baru hapal beberapa surat pendek dan sekarang saya baru saja berbuka puasa dimasjid ini Alhamdulillah ketika azan tiba ada seorang bapak bapak yang memberikan saya makanan untuk berbuka. dan saya berjalan kaki dari Tangerang dan saya mampir di Yogyakarta ini. begitulah penuturan dari mas Wawan yang masih berusia 20 tahun.

sekali lagi saya bertanya :  “setelah ini mas wawan mau kemana? saya mau pulang ke Panti Asuhan tempat saya tinggal, saya setelah sholat isya ini akan mencari tumpangan bis. sebenarnya sedikit capek tapi saya yakin Allah selalu menolong Hambanya selagi dia Berdo’a dan berusaha.

Azan Isya berkumandang, kamipun menghentikan pembicaraan yang cukup asyik dan seru dengan perjalanannya mendapatkan hidayah. wajahnya penuh dengan keceriaan dan imannya sangat tinggi. Subhanallah, Allahu Akbar saya salut dengan perjuangannya dan akhirnya pendetanya masuk Islam lewat perantara beliau.

tidak lupa saya menasihatkan kepada beliau agar tetap semangat dalam menuntut Ilmu dan Bertanya. perjalanan mas wawan masih panjang jauh lebih panjang dari usia kita. semoga mas wawan selamat sampai perjalanan ke tempat tujuan. aamiin.


*di sebuah Masjid kota Pelajar, Yogyakarta




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

sobat.. pliss kasi kritik, saran dan komentar...